Tahapan Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik

Tahapan Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik - Proses reproduksi virus hanya dapat terjadi bila virus menempati media hidup seperti sel bakteri, sel tumbuhan, maupun sel hewan yang spesifik dengan cara hidupnya. Virus mosaik pada tembakau misalnya, mereka hanya hidup dan bereproduksi pada sel tumbuhan; virus rabies hanya dapat hidup dan bereproduksi pada sel hewan mamalia; atau bakteriofag yang hanya dapat menyerang bakteri. Dengan keterbatasan kemampuannya inilah maka virus terkadang disebut sebagai organisme parasit obligatif.

Reproduksi Virus
Meskipun hanya dapat menginangi sel yang spesifik dengan cara hidupnya, reproduksi virus tetap hanya dapat dilakukan melalui 2 siklus saja, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Apa itu siklus litik dan lisogenik itu? Berikut pemaparannya!

Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik

Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik

1. Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Istilah litik mengacu pada fase pelepasan virus di akhir proses replikasi yang membuat sel inang pecah dan hancur.Virus-virus yang hanya dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik disebut virus virulen. Berikut ini penjelasan dari tahapan reproduksi virus yang dilakukan melalui siklus litik.

a. Fase Adsorbsi

Di fase ini, ekor virus melalui serabut yang dimilikinya mulai menempel pada dinding sel bakteri. Penempelan virus dapat terjadi karena ia memiliki daerah tertentu pada ujung ekornya yang disebut reseptor. Penempelan virus pada sel bakteri bersifat khas, artinya hanya dapat dilakukan oleh virus tertentu sehingga jenis virus lain tidak dapat melakukannya. Adapun setelah menempel, enzim lisozim kemudian akan dikeluarkan virus untuk menghancurkan dinding sel sehingga virus dapat masuk ke dalam sel tersebut. 

b. Fase Penetrasi

Fase  penetrasi dilakukan setelah dinding sel inang hancur. DNA virus akan masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak.bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam nukleatnya saja. Kapsid akan tetap ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi.

c. Fase Sintesis

Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.

d. Fase Perakitan

Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.

e. Fase Lisis

Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap. [Baca Juga : Penyakit yang Disebabkan oleh Virus]

2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan injeksi, DNA virus akan berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage. Sintesis DNA bakteri tidak dapat langsung dilakukan virus karena bakteri masih mempunyai imunitas. Setelah imunitas bakteri hilang, DNA virus barulah dapat mengendalikan DNA bakteri. Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan terjadi seperti siklus litik. Secara lebih lengkap, berikut ini 7 tahapan proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik.

Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik


  1. Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik
  2. Fase absorpsi dan infeksi terjadi dimana virus menempel pada dinding sel inang.
  3. Fase penetrasi atau injeksi terjadi dimana fag virus masuk ke dalam sel bakteri.
  4. Fase penggabungan terjadi saat DNA virus dan DNA bakteri bergabung membentuk suatu profag. Dalam bentuk ini, hanya terdapat minimal 1 gen aktif yang berfungsi mengkodekan protein reseptor.
  5. Fase replikasi terjadi saat profag membelah. Sel bakteri yang membelah akan menghasilkan 2 sel bakteri yang masing-masing mengandung profag. Semakin sering bakteri melakukan pembelahan sel, maka akan semakin banyak pula virus yang dihasilkan.
  6. Fase sintesis
  7. Fase perakitan
  8. Fase lisis


Nah, demikianlah pemaparan sekilas mengenai proses reproduksi virus secara litik dan lisogenik. Dari pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa virus ternyata tidak dapat melakukan pembelahan dan replikasi sendiri. Virus baru merupakan hasil dari penyusunan bahan pada sel inang yang sebelumnya sudah ada. Semoga bermanfaat dan baca juga artikel selanjutnya untuk mengetahui perbedaan siklus litik dan lisogenik untuk semakin menambah pemahaman Anda terkait sistem reproduksi virus.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tahapan Reproduksi Virus secara Litik dan Lisogenik"

Posting Komentar